Similar topics
Pencarian
Latest topics
Mengapa Jakarta Selalu Macet?
Halaman 1 dari 1
Mengapa Jakarta Selalu Macet?
Inilah realita yang ada, bahwa arus masuk kendaraan bermotor impor menjadi salah satu penyebab kepadatan arus lalu lintas. Maka meski dengan berbagai kebijakan yang diterbitkan Pemerintah Provinsi DKI, sepanjang keran impor mobil dan sepeda motor masih dibuka pemerintah pusat selebar-lebarnya, maka kemacetan akan tetap menghantui Ibu Kota.
Pendapat tersebut tergambar dari banyaknya kendaraan bertambah. Setiap hari setidaknya diterbitkan 2.400 STNK kendaraan di Jabodetabek. Sebanyak 400 untuk mobil pribadi dan 2.000 buat sepeda motor.
Bila panjang mobil rata-rata 3 meter, mobil pribadi yang bertambah menyita jalan sepanjang 1.200 meter alias 1,2 km per hari. Jalanan semakin sempit karena sepeda motor juga menyumbang kemacetan cukup signifikan.
Jika panjang sepeda motor 1,5 meter dan 2.000 unit dibariskan, akan menyita tempat sepanjang 3.000 meter alias 3 km per hari. Sekalipun tiga motor disejajarkan agar sama dengan lebar mobil, hitungannya 3.000 meter dibagi 3 ketemu angka 1 km.
Artinya, setiap hari pertambahan kendaraan di Jabodetabek mengambil satu ruas jalan sepanjang 4 km. Sebulan butuh ruas jalan sepanjang 120 km dan setahun 1.440 km.
Masalah kemacetan menjadi demikian berat dan parah karena panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km dengan luas keseluruhan tak lebih dari 40,1 km2 (6,2% dari luas wilayah DKI). Sementara itu, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan yang berwenang mengatur regulasi kendaraan impor tak juga berniat membatasi.
Akibat keterbatasan lahan, pertumbuhan panjang jalan di Jakarta rata-rata hanya 0,01% per tahun. Road ratio di Jakarta baru mencapai sebesar 6,28%," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo, kemarin. Angka tersebut jauh di bawah road ratio Tokyo yang mencapai 20% atau London mencapai 25%.
Banyaknya jumlah kendaraan membuat Jakarta setiap hari dijejali 20,7 juta perjalanan dengan 98,5% merupakan kendaraan pribadi. Jika mengacu pada data hasil kajian Study on Integrated Transportation Masterplan for Jabodetabek (SITRAMP) Bappenas, kemacetan lalu lintas menyebabkan pemborosan dan kerugian ekonomi hingga Rp8,3 triliun per tahun. Bappenas juga mengingatkan estimasi kerugian ekonomi akibat kemacetan bisa mencapai Rp28,1 triliun, sedangkan kerugian nilai waktu perjalanan mencapai Rp36,9 triliun.
Data di atas bukan data terbaru, dan setelah membacanya, apa tanggan kita tentang kemacetan Jakarta ini dan bagaimana solusinya?
Pendapat tersebut tergambar dari banyaknya kendaraan bertambah. Setiap hari setidaknya diterbitkan 2.400 STNK kendaraan di Jabodetabek. Sebanyak 400 untuk mobil pribadi dan 2.000 buat sepeda motor.
Bila panjang mobil rata-rata 3 meter, mobil pribadi yang bertambah menyita jalan sepanjang 1.200 meter alias 1,2 km per hari. Jalanan semakin sempit karena sepeda motor juga menyumbang kemacetan cukup signifikan.
Jika panjang sepeda motor 1,5 meter dan 2.000 unit dibariskan, akan menyita tempat sepanjang 3.000 meter alias 3 km per hari. Sekalipun tiga motor disejajarkan agar sama dengan lebar mobil, hitungannya 3.000 meter dibagi 3 ketemu angka 1 km.
Artinya, setiap hari pertambahan kendaraan di Jabodetabek mengambil satu ruas jalan sepanjang 4 km. Sebulan butuh ruas jalan sepanjang 120 km dan setahun 1.440 km.
Masalah kemacetan menjadi demikian berat dan parah karena panjang jalan di Jakarta hanya 7.650 km dengan luas keseluruhan tak lebih dari 40,1 km2 (6,2% dari luas wilayah DKI). Sementara itu, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan yang berwenang mengatur regulasi kendaraan impor tak juga berniat membatasi.
Akibat keterbatasan lahan, pertumbuhan panjang jalan di Jakarta rata-rata hanya 0,01% per tahun. Road ratio di Jakarta baru mencapai sebesar 6,28%," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo, kemarin. Angka tersebut jauh di bawah road ratio Tokyo yang mencapai 20% atau London mencapai 25%.
Banyaknya jumlah kendaraan membuat Jakarta setiap hari dijejali 20,7 juta perjalanan dengan 98,5% merupakan kendaraan pribadi. Jika mengacu pada data hasil kajian Study on Integrated Transportation Masterplan for Jabodetabek (SITRAMP) Bappenas, kemacetan lalu lintas menyebabkan pemborosan dan kerugian ekonomi hingga Rp8,3 triliun per tahun. Bappenas juga mengingatkan estimasi kerugian ekonomi akibat kemacetan bisa mencapai Rp28,1 triliun, sedangkan kerugian nilai waktu perjalanan mencapai Rp36,9 triliun.
Data di atas bukan data terbaru, dan setelah membacanya, apa tanggan kita tentang kemacetan Jakarta ini dan bagaimana solusinya?
Similar topics
» Solusi kurangi Macet dan Laka Jalan Tol
» Solusi atasi macet
» Tak ada salahnya di baca "Solusi Macet Singapura"
» Solusi atasi macet
» Tak ada salahnya di baca "Solusi Macet Singapura"
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|
Fri Aug 26, 2016 7:29 am by admin
» Info alih arus lalu lintas Jakarta Selasa, 1 September 2015
Mon Aug 31, 2015 10:04 pm by admin
» Pagi ini kecelakaan di Tol Jati warna korban MD 2 org dan luka berat 2 org
Tue Mar 17, 2015 6:24 am by admin
» Analisa Arus lalu lintas Tol Dalam Kota Berdasarkan jam pada hari kerja
Mon Mar 09, 2015 6:56 am by admin
» Lomba Fotografi Dalam rangka HUT Polda Metro Jaya
Fri Nov 28, 2014 8:53 pm by admin
» Genangan air wil DKI sd pkl 06:25 wib
Tue Feb 04, 2014 6:32 am by admin
» Tol Bekasi barat arah Jakarta Macet imbas banjir
Wed Jan 29, 2014 8:37 am by admin
» PENUTUPAN ON/ OFF RAMP TOL DALAM KOTA (UJI COBA REKAYASA LALIN)
Fri Dec 13, 2013 7:04 am by admin
» DAFTAR SEMENTARA KORBAN LAKA KRL VS TANGKI BBM DI BINTARO
Mon Dec 09, 2013 4:37 pm by admin