Penertiban angkutan umum di jalan tol

Sudah pemandangan sehari-hari apabila terjadi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di Jakarta. Untuk di seluruh jalan tol, Sat PJR Polda Metro Jaya sudah mengerahkan seluruh armada dan personilnya guna mengatur dan menertibkan arus lalu lintas, tetapi "jujur" saya katakan bahwa memang belum bisa berhasil 100%.

Kehadiran dan upaya yang dilakukan petugas PJR, bukan jaminan sepenuhnya untuk menciptakan kelancaran lalu lintas di jalan tol. Upaya yang bisa dilakukan adalah menertibkan pengguna jalan agar tetap di lajurnya masing-masing, tidak menggunakan bahu jalan dan tentunya mentaati rambu lalu lintas. Upaya maksimal adalah diskresi kepolisian, dengan cara mengalihkan setiap kendaraan yang akan masuk gerbang tol yang sangat padat ke gerbang tol berikutnya, sehingga tidak mengganggu kendaraan lainnya.

Adalah sangat penting bagi kami, selain "hanya" melaksanakan tugas di atas, juga melakukan pengamanan di setiap titik jalan tol, guna pencegahan terjadinya "STREET CRIME" yang marak di jakarta. Ini adalah hal yang sangat penting, di banding hanya sekedar menertibkan pelanggaran, dengan dalih kemacetan.

Mungkin sudah saatnya, bagi kami untuk pola-pola lama dalam melaksanakan tugas harus kami evaluasi. Sehingga kami dalam bekerja bukan hanya berdasarkan kebiasaan turun temurun yang monoton.

Sesuai amanat UU No. 2 tahun 2002 ttg POLRI, jelas dikatakan bahwa kami sebagai PELAYAN, PELINDUNG dan PENGAYOM masyarakat. Kami menjalankan amanat tersebut tidak terpisah-pisah, tetapi secara bersamaan sehingga timbul keadilan bagi masyarakat.

Untuk itulah, demi keamanan bagi pengguna jalan di jalan tol, kami Sat PJR Polda Metro Jaya akan melaksanakan penertiban angkutan umum yang ada di jalan tol. Kajian kami selama ini bahwa angkutan umum banyak melakukan pelanggaran dengan mengabaikan keselamatan penumpangnya atau pengguna jalan lainnya.

Pelanggaran bahu jalan saat lalu lintas padat di jalan tol banyak di lakukan oleh BUS UMUM dan TAXI tertentu. Selain itu, ada juga BUS-BUS tertentu dengan seenaknya menurunkan atau menaikkan penumpangnya di dalam jalan tol, terutama di dekat pintu-pintu keluar jalan tol.

Jelas, bahwa penumpang BUS dan pengemudinya tidak ada memperhitungkan dampak dari menaikkan atau menurunkan penumpang di jalan tol tersebut. Anggapan mereka bahwa hal tersebut benar dan mempermudah si penumpang sampai tujuan. Padahal resiko dari tindakan tersebut adalah kecelakaan yang bisa berakibat fatal bagi mereka.

Selama seminggu, kegiatan tersebut akan di gelar di jalan tol yaitu mulai tanggal 19 September 2011 hingga 25 September 2011.

SEMOGA UPAYA INI ADA HASIL YANG POSITIF DAN DAPAT DUKUNGAN MASYARAKAT PENGGUNA JALAN.

TERIMAKASIH, SEMOGA ANDA SELAMAT SAMPAI TUJUAN

SALAM